|
By Pinterest |
Tidur merupakan kebutuhan kebutuhan dasar
bagi manusia dikarenakan dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan, terutama
pada kinerja otak kita. Mengutip dari Damien Leger (2006), fakta menunjukkan
bahwa manusia menghabiskan sepertiga hidupnya untuk tidur. Tidur merupakan
salah satu cara kita beristirahat, tetapi ada beberapa orang yang mengabaikan
hal tersebut dengan cara ‘begadang’. Begadang sendiri dapat diartikan sebagai
suatu keadaan dimana seseorang yang tetap terjaga tidak tidur sampai larut
malam atau bahkan sampai pagi datang. Hal ini termasuk salah satu masalah
kesehatan yang sangat penting dan harus diatasi. Namun, hal itu sering
diabaikan terutama oleh mahasiswa.
Penyebab biasanya
seorang mahasiswa begadang yaitu, mengerjakan tugas yang menumpuk dan mendekati
deadline pengumpulan. “kalau nggak nge-laprak
(laporan praktikum), ya paling
revisian laprak yang kadang deadlinenya mendadak. Tapi nggak itu aja sih, kalau
nggak pengen tidur ya begadang,” terang Prisca, Mahasiswi sekolah vokasi (SV)
UGM tahun 2023. Hal-hal tersebut dianggap ‘lumrah’ dialami oleh mahasiswa
maupun mahasiswi. Namun banyak mahasiswa tidak tahu bahwa hal tersebut sangat
mempengaruhi kinerja otak mereka.
Dikutip dari laman halodoc.com, Orang-orang yang terjaga
pada malam hari bertentangan dengan isyarat pengatur tidur yang kuat, seperti
sinar matahari, dan mereka akan sering mengantuk pada saat siang hari dan
mengalami kesulitan tidur pada malam hari. Semua masalah tidur yang terjadi,
terkait dengan terganggunya irama
sirkadian. Irama sirkadian
sendiri merupakan salah satu dari beberapa ritme tubuh yang dimodulasi oleh
salah satu bagian otak yang bernama hipotalamus. Selain itu, hal yang
memengaruhi ritme tidur dari sirkadian adalah cahaya.
Penyesuaian ini
tentu akan berpengaruh ke otak, sehingga memori atau ingatan pun akan ikut
terpengaruh. Namun, hal yang lebih berperan adalah pasokan oksigen ke otak.
Apabila tubuh mengalami kelelahan, suplai oksigen ke otak akan mengalami
kekurangan. Hal ini dapat menyebabkan
gejala pusing, serta kemampuan ingatan atau memori yang menurun. Dr. Devika
Yuldharia selaku General Practitioner dari alodokter.com
juga mengatakan, “Pada umumnya tubuh manusia sudah disetting dengan jam
biologis (ritme sirkadian) saat malam hari akan beristirahat dengan tidur dan
saat siang hari akan beraktivitas. Kebiasaan begadang meskipun saat siang hari
tetap tidur hingga 8 jam, dapat mengubah jam biologis anda. Apabila jam
biologis berubah, akan lebih sulit untuk mengembalikan jam biologis ke kondisi
normal seperti semula.”
Berikut adalah
hal-hal yang dapat ditimbulkan akibat dari kurang tidur (begadang) :
Cara Kerja Otak
Melambat
Peneliti menemukan
bahwa jika kita kurang tidur dapat menyebabkan kewaspadaan dan kosentrasi
menurun. Dalam dunia medis kondisi ini disebut dengan brain fog. Istilah ini mungkin lebih familiar disebut dengan ‘lola’
atau telat berpikir (lemot). Meskipun begitu, hal ini tidak boleh disepelekan
karena bisa menjadi awal penyakit demensia.
Susah Mengingat
(Pelupa)
Ahli kedokteran,
dr. Avelino Verceles Universitas Maryland, USA mengatakan “Saat tidur, otak
merekam berbagai hal yang telah kita pelajari dan alami seharian kedalam
ingatan jangka pendek” oleh karena itu, diperlukan istirahat yang cukup agar
kita tidak mudah lupa.
Sulit Menerima
Informasi
Kurang tidur atau
kebiasaan begadang bisa memengaruhi kemampuan otak untuk memahami informasi
baru lewat dua cara. Pertama, kamu akan menjadi tidak fokus, sehingga otak
sulit untuk menerima informasi baru. Dengan begitu, kamu tidak dapat belajar
dengan efisien. Kedua, kurang tidur berdampak pada kemampuan mengingat. Daya
ingat yang lemah akan mempersulit untuk menyimpan informasi baru yang telah
dipelajari ke dalam ingatan.
Hal-hal diatas
pastinya dapat mengganggu perkuliahan mahasiswa terutama dalam hal
produktivitas seorang mahasiswa. Oleh karena itu, mulailah ubah gaya hidup kita
dengan tidak begadang.
(BM)