nonton drama di kala senggang (28/12/2023) |
Kalau mendengar kata fangirl, pasti sudah tidak asing hal nya dengan sekumpulan penggemar cewek bahkan ribuan yang tergila gila akan idolanya, baik secara langsung maupun melalui layar kaca.
Di era 2010-an, istilah fangirl sangatlah kental dengan tren boyband yang sedang menginvasi dunia. Mulai dari boyband asal Inggris One Direction, hingga boyband asal Korea Selatan seperti BTS, EXO, NCT, yang membuat para penggemar lupa diri dan halu tingkat dewa.
Menurut artikel yang dirilis oleh koran The New York Times, para fangirl biasanya berusia 12 hingga 18 tahun yang masih belum menemukan jati diri sepenuhnya. “Cukup dewasa untuk paham akan budaya, tapi belum dewasa untuk mempertanyakan diri mereka sendiri,” dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Jon Caramanica di tahun 2008.
Terlihatnya banyak generasi muda yang sangat gila dengan berbagai boyband, banyak yang menilai persepsi negatif terkait fenomena ini. Ada yang beranggapan bahwa itu memberikan pengaruh negatif terhadap generasi muda.
Tak sembarang kagum terhadap seorang idola karena fisik dan karyanya, ternyata hal tersebut memiliki kaitan dengan sebuah teori psikologi yang bernama parasosial. Horton & Richard Wohl (1956), menjelaskan parasocial relationship adalah hubungan imaginatif sepihak dari penggemar atau pengguna media dengan figur media atau persona media, seperti selebriti maupun figur fiksi.
Penggemar bisa begitu sangat mengenal sosok pribadi idolanya, merasakan ikatan yang nyata, menjadi sangat fanatik dan posesif terhadap idolanya. Apalagi ditambah dengan pesatnya media sosial yang secara rutin dikonsumsi oleh masyarakat.
Hal ini menyebabkan banyak fangirl menjadi fanatik dan posesif terhadap idola yang belum pernah mereka jumpai sama sekali. "Kadang tuh aku sering ngeliat di media sosial, beberapa fans yang ngerasa kalau idola mereka tuh milik dia. Bahkan ada juga yang berantem sama non fans karena ga suka sama idolanya." ujar Kak Raina
Seringkali fangirl terjebak dalam hubungan parasosial, yakni susah berbaur dalam lingkungan sosial di dunia nyata. Namun, parasosial tak selamanya memiliki sisi negatif, kita juga bisa mengambil sisi positif seperti motivasi, sebagai teman dikala kesepian, dan merubah diri menjadi orang yang lebih baik kedepannya.
(SAF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar