SIDOARJO, JAWA
TIMUR – Siswa kelas 12 yang akan menjadi Mahasiswa Baru, saat ini
tengah mempersiapkan diri untuk pendaftaran Pergururuan Tinggi Negeri (PTN). Mulai
dari mempersiapkan rencana belajar efektif, planning program studi,
hingga planning PTN yang akan dituju beserta rencana tempat tinggal
(kos/pulang-pergi).
Berdasarkan planning-planning yang
disiapkan, terdapat siswa yang memilih program studi dan PTN berdasarkan
pilihan orang tua, ada pula yang memilih berdasarkan minat dan potensi yang
dimiliki, hingga siswa yang memilih program studi dan PTN secara random (sesuka
hati).
“kalau aku dari pilihan orang
tua, tapi disesuaikan juga sama minatku, yang penting nggak melenceng dari
pilihan orang tua,” ujar Icha.
“aku awalnya ada pilihan dari orang
tua, tapi aku ada pilihan sendiri juga,” ujar Devi.
“aku udah ada pilihan program
studi dan kampus itu udah dari lama, dari sejak SMP bahkan,” ujar Risma.
“kalau aku emang minat di program
studi dan kampus itu sih, jadi buat SNBP dan SNBT program studi dan kampus pilihan
nya tetap,” ujar Oliv.
“kalau kampus yang aku pilih, karena
emang minat dan alumni nya yang masuk di kampus tujuanku lewat jalur SNBP udah
banyak. Jadi lihat track record alumni sekolah juga,” ujar Jihan.
Memasuki saat-saat pendaftaran, Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2024 telah resmi dirilis oleh Kemendikbudristek (Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi) pada tanggal 09 Desember 2023, dengan 2 jalur seleksi masuk PTN, yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Adapun timeline SNBP dan SNBT sebagai berikut
Berdasarkan timeline yang telah
dirilis oleh panitia SNPMB, siswa kelas 12 yang merupakan calon Mahasiswa Baru
tentu telah mempersiapkan diri untuk mendaftar di PTN yang akan dituju,
terutama siswa yang berencana untuk mengikuti jalur SNBT.
“nanti kalau ga lolos SNBP, ada
rencana buat SNBT,” ujar Jihan.
“aku karena udah minat dan
tertarik banget, jadi aku nekat walaupun pilihanku agak susah, kan nanti
rencana SNBT juga,” ujar Oliv.
“kan kalau ga lolos nanti mau coba
dimaksimalin di SNBT, jadi gapapa agak nekat,” ujar Risma.
Terdapat macam-macam persiapan
yang disiapkan oleh siswa kelas 12, salah satunya adalah mempersiapkan diri
sejak semester 1 dengan melakukan rekap nilai rapor semester 1 hingga semester
5.
“aku bahkan ngerangkum nilaiku
dari semester 1 dan cari rata-rata nya biar aku sendiri tau nilaiku stabil apa
enggak,” ujar siswa inisial NP.
“aku sendiri juga sebenarnya
nggak seambis itu, yang rajin belajar dari semester 1 atau ada target nilai.
Aku cuma rekap nilai ku aja, sekedar biar tau perkiraannya aman atau enggak,
kan kalau stabil bahkan naik ya alhamdulillah, InsyaaAllah ada kesempatan, tapi
nggak berharap juga,” lanjut NP.
Terdapat pula siswa yang persiapan
dan belajarnya dilakukan secara sistematis dan terstruktur serapih mungkin
hingga aktif dalam mengikuti kompetisi dan perlombaan dengan tujuan masuk dalam
kategori eligible dan dapat dengan positif lolos SNBP dengan dibantu
oleh sertifikat-sertifikat kejuaraan yang menunjang. Namun ternyata, dalam platform
media sosial tak sedikit yang mengungkapkan bahwa dengan metode persiapan seperti
itu berakhir gagal di SNBP. Hingga banyak content creator edukasi
(terutama yang membahas tentang persiapan pendaftaran PTN) mengatakan bahkan
manyarankan jika mendaftar PTN melalui jalur SNBP jangan berharap pada hasilnya.
Berdasarkan kasus di atas, akhirnya
tak sedikit siswa kelas 12 yang mengikuti jalur SNBP tanpa persiapan dan sekedar
ingin memanfaatkan kesempatan yang ada karena SNBP adalah jalur masuk PTN tanpa
adanya tes serta bebas biaya pendaftaran, sehingga tentu saja mereka yang
merupakan tipe-tipe siswa seperti itu tidak menaruh harapan terhadap hasil yang
akan keluar. Namun, banyak yang mengatakan bahwa siswa yang sedikit persiapan
dalam jalur SNBP seringkali lolos.
“malah biasanya anak-anak yang
sekedar ingin mencoba dan asal memilih itu lolos SNBP,” ujar NP.
“kita nyoba SNBP aja, ga kepikiran
SNBT, soalnya tes, hehe”
“kalau ga lolos kita mau ke UT,”
ujar Devi dan Icha.
Beberapa siswa berencana akan ke
UT (Universitas Terbuka) apabila gagal dalam pendaftaran PTN. Devi dan Icha
menyebutkan bahwa kalau di UT bisa lebih fleksibel apabila di tengah jalan terdapat
rencana untuk bekerja.
Beralih dari SNBP, tak sedikit
pula siswa kelas 12 yang juga mempersiapkan diri untuk SNBT. Mulai dari siswa
yang masih hanya rencana, siswa yang sudah memulai untuk belajar, hingga siswa
yang sudah mulai mencuri start belajar sejak menduduki bangku kelas 11.
“aku ga ambil SNBP, ambil SNBT aja,
soalnya kalau lolos di jalur SNBP itu nanti mutlak sampai seterusnya. Jadi aku
nyiapin diri buat di SNBT dari awal ketentuan SNPMB tahun ini keluar,” ujar
inisial AZ.
“kalau aku udah curi start dari
tahun lalu sih, waktu tahu tahun lalu sistem tes PTN jalur SBMPTN berubah jadi
SNBP, aku udah mulai mempelajari tipe-tipe soalnya dikit-dikit,” ujar inisial
AP.
“beda banget, kalau aku sih udah
pasti ikut SNBT, tapi masih mager buat belajar, takut nanti tiba-tiba sistemnya
berubah kayak tahun kemarin. Ternyata beneran, sekarang malah ada soal essay,”
ujar NP.
“aku dapet bocoran dari kakak
kelas angkatan sebelumnya kalau ada bank soal berbayar sama tryout-tryout gratis
gitu. Nanti rencana juga mau nyoba opsi itu, kalau ada bank soal yang murah ya
beli, tapi kalau mahal kayaknya bakal maksimalin di tryout-tryout gratis
aja sih,” lanjut AP.
“aku udah beli buku belajarnya,
sama nanti belajar lewat tutor-tutor di youtube, tiktok. Tapi aku
belajar masih 20%,” ujar Oliv.
“aku udah beli buku belajarnya,
nanti belajarnya pakai itu,” ujar Jihan.
“aku beli buku belajar, sekarang proses
belajar masih di 40%,” ujar Risma.
“aku kalau buku itu ga ada
rencana buat beli, soalnya suka ngantuk kalau baca buku, dan ini udah lumayan
mepet juga waktu nya. Jadi mau belajar singkat langsung lewat soal-soal aja,
nanti dipahami disitu,” lanjut NP.
(NA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar