Rabu, 10 Januari 2024

Kronologi dan Penyebab Insiden Sepakbola Kanjuruhan Malang

Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang Jadi Insiden Paling Mematikan Kedua dalam  Sejarah Sepak Bola Dunia - Tribunjatim.com
Foto: Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Stadion Kanjuruhan di Malang menjadi saksi akhir yang tragis dari sebuah pertandingan sepak bola yang seharusnya menjadi hiburan bagi masyarakat saat Arema FC mengalahkan Persebaya dalam sebuah pertandingan yang sengit pada Sabtu (22/10/22).

Sejumlah korban luka parah dan beberapa korban jiwa termasuk di antara sekian banyak korban yang disebabkan oleh kericuhan besar yang terjadi di tribun utama stadion. Kerusuhan yang terjadi di tribun utama stadion merenggut nyawa beberapa penonton dan menyebabkan banyak korban luka-luka.

Persaingan terjadi antara para pendukung kedua tim selama pertandingan, yang ditandai dengan meningkatnya intensitas dan ketegangan. Karena kekalahan tim mereka, situasi semakin memanas ketika para pendukung yang tidak puas berusaha melampiaskan kekecewaan mereka kepada para pemain dan wasit di tengah lapangan. 

Kerumunan penonton sangat besar yang berkumpul di tribun penonton dipicu oleh pertengkaran di antara beberapa kelompok suporter. Upaya petugas keamanan untuk memulihkan situasi terbukti tidak efektif, mengakibatkan suasana di dalam stadion menjadi tidak teratur. 

Saat jajaran panitia dan tim Arema FC menghampiri tribun penonton untuk meminta maaf kepada para penonton atas kekalahan tersebut, beberapa suporter turun ke lapangan. Pada saat yang sama, pihak berwenang melepaskan rentetan gas air mata sebagai upaya untuk membubarkan penonton dari lapangan. Gas air mata diarahkan ke tribun penonton, seperti yang terlihat di lapangan dan juga dari rekaman video yang beredar. Para penonton di tribun penonton berteriak ketakutan saat mereka bergegas menuju ke beberapa pintu keluar yang tersedia meskipun mata mereka perih.

“Mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau nggak salah pintu 10, kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi kurang oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," ujar Nico.

Namun demikian, pernyataan ini telah dibantah oleh hasil penyelidikan yang disampaikan pada laporan yang dilampirkan pada Jokowi oleh Komnas HAM dan TGIPF. 

Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM, para suporter berbondong-bondong datang ke lapangan untuk menyemangati para pemain sepak bola yang kalah. 

Lebih jauh lagi, selain menembak dari satu titik, aparat juga melepaskan tembakan dari berbagai arah, termasuk ke arah tribun penonton. Sebelas peluru gas air mata dilepaskan.

Saat gas air mata dilepaskan satu per satu, stadion mulai berasap. Para pendukung semakin khawatir.

Mereka bergegas menuju pintu masuk untuk menghindari gas air mata dan menyelamatkan diri. Meskipun demikian, upaya untuk keluar dari stadion pada saat itu sangat sulit.

Malam itu, kapasitas stadion melebihi jumlah penonton yang hadir. Komnas HAM melaporkan bahwa sekitar 43.000 tiket terjual. Pada kenyataannya, Stadion Kanjuruhan hanya mampu menampung maksimal 38.000 orang.

Selain itu, pintu masuk stadion yang dibuka memiliki ukuran yang kecil. Terdapat dua pintu masuk yang berukuran sempit. Masing-masing memiliki panjang 75 cm dan tinggi 180 cm.

Untuk keluar dari gedung, puluhan ribu pendukung harus menaiki tangga yang curam dan padat.

Insiden ini tidak hanya mengakibatkan para korban mengalami cedera fisik, tetapi juga korban jiwa dan dampak sosial yang signifikan. Para penggemar dan komunitas sepak bola di seluruh dunia dan di dalam negeri berkabung atas insiden tragis ini, sementara para ahli dan pemangku kepentingan sepak bola berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan yang lebih ketat.

Presiden Jokowi menyampaikan sikapnya atas insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Jokowi menyampaikan duka cita yang mendalam dan berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali

"Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yg akan datang," ujar Jokowi dalam YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10). Jokowi mengeluarkan perintah khusus kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa. Jokowi menginginkan agar mereka yang dirawat sebagai korban menerima perawatan dengan kualitas terbaik. "Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus pelayanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," ujar Jokowi. Selain itu, Jokowi juga mengeluarkan arahan khusus kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Listyo Sigit Prabowo. Investigasi yang mendalam atas tragedi Kanjuruhan adalah hal yang diinginkan oleh Jokowi. "Khusus kepada Kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," kata Jokowi. Selain itu, Jokowi meminta Kapolri dan Ketua Umum PSSI, Menpora, untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pelaksanaan pertandingan sepak bola. Lebih lanjut, Jokowi mengeluarkan perintah penghentian sementara Liga 1. "Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," imbuh dia.

Otoritas sepak bola lokal dan pemerintah telah berjanji untuk melakukan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut. Selain itu, pemerintah mengamanatkan agar para korban yang sedang dirawat diberikan perawatan dan layanan yang optimal.

Insiden tragis yang terjadi selama pertandingan sepak bola menandakan titik balik bagi dunia olahraga dan masyarakat. Meskipun perhatian saat ini diarahkan pada investigasi dan tindakan pencegahan yang akan datang, pandangan yang komprehensif dan perubahan mendasar mengenai protokol keamanan di stadion sepak bola akan sangat penting untuk mencegah terulangnya bencana serupa.


(ETC) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aksi Bela Palestina Bersama Umsida

Sidoarjo- 7 Mei 2024 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dan SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo menggelar aksi bela Palestina yang dilaksanakan di la...